Jual Buku The Passage of Literature: Genealogies of Modernism in Conrad, Rhys, and Pramoedya

Judul: The Passage of Literature: Genealogies of Modernism in Conrad, Rhys, and Pramoedya
Penulis: Christopher GoGwilt
Penerbit: Oxford University Press, 2011
Bahasa: Inggris
Tebal: 351 halaman
Buku Fisik: Rp. 100.000 (blm ongkir)
Ebook PDF: Rp. 5.000 (email)
SMS/WA: 085225918312



Joseph Conrad, Jean Rhys, dan Pramoedya Ananta Toer adalah penulis terkenal untuk ketekunan narasi dan keterampilan teknis yang beresonansi dengan kebenaran pada kondisi kolonial. Namun mengingat batas-batas generasi dan geografis yang memisahkan, mereka jarang dipertimbangkan dalam hubungannya dengan satu sama lain. The Passage of Literature menyatukan tiga studi banding menguatkan dari konsepsi tradisional dengan modernisme yang kian menjauh, melampaui periodisasi temporal dan kerangka Anglo-Amerika bercokol yang melandasi beasiswa saat ini.

Penelitian ini secara gesit menelusuri jejak trio yang berbeda silsilah modernis namun saling terkait. Modernisme bahasa Inggris sebagaimana dicontohkan oleh trilogi Melayu Conrad yang produktif dipasangkan dengan karya ciri modernisme Indonesia, Tetralogi Buru Pramoedya. Kedua urutan baru, tahun ditulis terpisah, menceritakan tumpang tindih sejarah imperialisme di Hindia Belanda dan keduanya membuat opera pusat untuk memahami dinamika budaya kekuasaan kolonial. Creole modernisme -didefinisikan tidak hanya oleh keragaman linguistik Karibia tetapi juga oleh visi alternatif sejarah sastra- menyediakan konteks transnasional untuk membaca Good Morning, Midnight and Wide Sargasso Sea karya Rhys, setiap novel yang dipetakan dalam kaitannya dengan bahasa Inggris kolonial dan koordinat Indonesia postkolonial dari The Shadow Line Conrad dan Bumi Manusia Pramoedya. Ketiga modernisme-Inggris, Creole dan Indonesia-konvergen dalam diskusi tokoh Indonesia dari nyai, selir atau pembantu rumah tangga, yang mewakili inti traumatis modernisme transnasional. Selama studi, usaha yang luar biasa Pramoedya untuk merekonstruksi catatan hilang dari munculnya Indonesia sebagai bangsa menyediakan model untuk membaca setiap bagian fragmentaris sastra sebagai bagian dari proses yang berkelanjutan tradisi dekolonisasi.

GoGwilt secara efektif menguji kembali akar studi modernis Anglophone, sehingga meletakkan keharusan dari filologi postkolonial baru bahkan saat ia mengkondisikan ulang modernisme Eropa dalam konteks sastra, linguistik, dan sejarah dekolonisasi.