Jual Buku Monolingualism of the Other: or, The Prosthesis of Origin
Judul: Monolingualism of the Other: or, The Prosthesis of Origin
Penulis: Jacques Derrida
Penerbit: Stanford University Press, 1998
Tebal: 100 halaman
Bahasa: Inggris
Buku Fisik: Rp. 100.000 (blm ongkir)
Ebook PDF: Rp. 5.000 (email)
SMS/WA: 085225918312
Buku ini beroperasi pada tiga tingkat. Pada tingkat pertama, penyelidikan teoritis tentang hubungan antara individu dan bahasa mereka "sendiri". Hal ini juga menjajaki batas struktural, keinginan, dan larangan-larangan yang melekat dalam seperti "kepemilikan," serta aspek jasmani bahasa (aksennya, nada, dan irama) dan pertanyaan tentang "pertanggungjawaban" dari bahasa.
Pada tingkat kedua, penulis menyaksikan aspek akulturasi sebagai seorang Yahudi Aljazair sehubungan dengan akuisisi bahasa, pendidikan, kewarganegaraan, dan dinamika pengecualian budaya-politik dan inklusi. Pada tingkat ketiga, buku ini membandingkan pernyataan berbagai tokoh dari Maroko Abdelkebir Khatibi ke Franz Rosenzweig, Gershom Scholem, Hannah Arendt, dan Emmanuel Levinas.
Karena salah satu tema sentral buku ini adalah pertanyaan tentang identitas linguistik dan budaya, argumen menyentuh beberapa isu yang relevan dengan perdebatan saat ini tentang multikulturalisme. Isu-isu ini meliputi pelaksanaan kolonialisme di sekolah-sekolah, sensor implisit maupun eksplisit yang mengecualikan lain (masyarakat adat) bahasa dari pertimbangan kritis yang serius, investasi ideal kemurnian bahasa, dan problematika penerjemahan. Penulis juga mengungkapkan interaksi kompleks dari faktor psikologis yang berinvestasi pada subjek identitas dengan keinginan untuk memulihkan "hilang" bahasa asal dan dengan ambisi untuk menguasai bahasa penjajah.
Penulis: Jacques Derrida
Penerbit: Stanford University Press, 1998
Tebal: 100 halaman
Bahasa: Inggris
Buku Fisik: Rp. 100.000 (blm ongkir)
Ebook PDF: Rp. 5.000 (email)
SMS/WA: 085225918312
Buku ini beroperasi pada tiga tingkat. Pada tingkat pertama, penyelidikan teoritis tentang hubungan antara individu dan bahasa mereka "sendiri". Hal ini juga menjajaki batas struktural, keinginan, dan larangan-larangan yang melekat dalam seperti "kepemilikan," serta aspek jasmani bahasa (aksennya, nada, dan irama) dan pertanyaan tentang "pertanggungjawaban" dari bahasa.
Pada tingkat kedua, penulis menyaksikan aspek akulturasi sebagai seorang Yahudi Aljazair sehubungan dengan akuisisi bahasa, pendidikan, kewarganegaraan, dan dinamika pengecualian budaya-politik dan inklusi. Pada tingkat ketiga, buku ini membandingkan pernyataan berbagai tokoh dari Maroko Abdelkebir Khatibi ke Franz Rosenzweig, Gershom Scholem, Hannah Arendt, dan Emmanuel Levinas.
Karena salah satu tema sentral buku ini adalah pertanyaan tentang identitas linguistik dan budaya, argumen menyentuh beberapa isu yang relevan dengan perdebatan saat ini tentang multikulturalisme. Isu-isu ini meliputi pelaksanaan kolonialisme di sekolah-sekolah, sensor implisit maupun eksplisit yang mengecualikan lain (masyarakat adat) bahasa dari pertimbangan kritis yang serius, investasi ideal kemurnian bahasa, dan problematika penerjemahan. Penulis juga mengungkapkan interaksi kompleks dari faktor psikologis yang berinvestasi pada subjek identitas dengan keinginan untuk memulihkan "hilang" bahasa asal dan dengan ambisi untuk menguasai bahasa penjajah.