Jual Buku Pursuing Livelihoods, Imagining Development: Smallholders in Highland Lampung, Indonesia
Judul: Pursuing Livelihoods, Imagining Development: Smallholders in Highland Lampung, Indonesia
Penulis: Ahmad Kusworo
Penerbit: ANU Press, 2014
Bahasa: Inggris
Tebal: 200 halaman
Buku Fisik: Rp. 100.000 (blm ongkir)
Ebook PDF: Rp. 5.000 (email)
SMS/WA: 085225918312
Monografi ini membahas cara-cara di mana orang mengalami 'pembangunan' dan bagaimana bentuk pengembangan dan mempertahankan kehidupan mereka. Pembahasan dimulai dari Provinsi Lampung, bergerak ke salah satu daerah dataran tinggi, dan berakhir di sebuah desa di daerah dataran tinggi ini. Kolonial dan inisiatif pasca-kolonial mendorong transformasi Lampung pada abad kedua puluh yang membawa hasil beragam dan efek termasuk pertumbuhan yang cepat dalam produksi pertanian, pembentukan 'zona kaya' di beberapa daerah, dan penciptaan kantong-kantong kemiskinan di daerah lain. Di Sumber Jaya dan dataran tinggi Way tenong, para pendatang telah mengubah salah satu daerah perbatasan terakhir Lampung menjadi salah satu 'zona kaya'-nya . Meskipun sebagian besar pendatang ini bermigrasi spontan, mereka terintegrasi dalam rangka pembangunan yang direncanakan. Tingkat kemajuan wilayah telah mencapai sebagian besar yang merupakan hasil dari upaya warga untuk membawa sumber daya negara ke desa. Dalam konflik dengan otoritas kehutanan selama puluhan tahun, petani di beberapa desa telah sepakat untuk membangun hubungan baru dengan pemerintah, namun perjuangan untuk kontrol atas sumber daya tanah terus berlanjut.
Penulis: Ahmad Kusworo
Penerbit: ANU Press, 2014
Bahasa: Inggris
Tebal: 200 halaman
Buku Fisik: Rp. 100.000 (blm ongkir)
Ebook PDF: Rp. 5.000 (email)
SMS/WA: 085225918312
Monografi ini membahas cara-cara di mana orang mengalami 'pembangunan' dan bagaimana bentuk pengembangan dan mempertahankan kehidupan mereka. Pembahasan dimulai dari Provinsi Lampung, bergerak ke salah satu daerah dataran tinggi, dan berakhir di sebuah desa di daerah dataran tinggi ini. Kolonial dan inisiatif pasca-kolonial mendorong transformasi Lampung pada abad kedua puluh yang membawa hasil beragam dan efek termasuk pertumbuhan yang cepat dalam produksi pertanian, pembentukan 'zona kaya' di beberapa daerah, dan penciptaan kantong-kantong kemiskinan di daerah lain. Di Sumber Jaya dan dataran tinggi Way tenong, para pendatang telah mengubah salah satu daerah perbatasan terakhir Lampung menjadi salah satu 'zona kaya'-nya . Meskipun sebagian besar pendatang ini bermigrasi spontan, mereka terintegrasi dalam rangka pembangunan yang direncanakan. Tingkat kemajuan wilayah telah mencapai sebagian besar yang merupakan hasil dari upaya warga untuk membawa sumber daya negara ke desa. Dalam konflik dengan otoritas kehutanan selama puluhan tahun, petani di beberapa desa telah sepakat untuk membangun hubungan baru dengan pemerintah, namun perjuangan untuk kontrol atas sumber daya tanah terus berlanjut.