Seandainya Perang Terus Berkecamuk: Sebuah Refleksi Tentang Perang dan Politik

Gambar Produk 1
Promo
Rp 10.000 Rp 5.000
Judul: Seandainya Perang Terus Berkecamuk: Sebuah Refleksi Tentang Perang dan Politik
Penulis: Herman Hesse
Penerbit: Jalasutra, 2003
Isi: 234 halaman (3 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan (teks tidak bisa dicopy)

Buku esai karya pemenang Nobel Sastra 1946, salah satu figur utama gerakan perdamaian dan akulturasi Timur-Barat. Esainya menyentuh banyak ranah, terutama tentang perdamaian, refleksi tentang perang dan politik, juga mistisisme dan budaya. Dilengkapi pidato Hadiah Nobel dan cuplikan dari sejumlah catatan hariannya. Buku yang sarat dengan kehalusan emosi dan kerinduan akan perdamaian. Buku ini adalah semacam oasis tempat merenung.

Buku ini merupakan kumpulan esai dan refleksi Hermann Hesse tentang perang, politik dan spiritualitas yang pada mulanya ditulis sebagai serpihan-serpihan terpisah selama bertahun-tahun hingga akhir hayatnya di tahun 1946. Kita mengenal Hesse —seorang sastrawan eksil Jerman yang di ujung hayatnya dianugerahi dunia penghargaan bergengsi Hadiah Nobel Sastra— sebagai seorang sastrawan besar yang memiliki perhatian besar atas persoalan kemanusiaan dan perdamaian dunia. Ia juga seorang spiritualis agung penulis karya-karya yang bukan saja indah, tapi juga amat dalam dan bernas tentang hidup dan manusia, seperti tercermin dalam berbagai novelnya yang sebagian telah diterjemahkan di sini, antara lain Siddharta dan Demian.