Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri

Gambar Produk 1
Promo
Rp 10.000 Rp 5.000
Judul: Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri
Penulis: M. Zein Hassan
Penerbit: Bulan Bintang, 1980
Isi: 296 Halaman (6 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan (teks tidak bisa dicopy)

Negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Mesir. Demikian tertulis dalam buku sejarah kemerdekaan Indonesia. Tapi, buku-buku sejarah umumnya tak menjelaskan lebih lanjut, mengapa dan bagaimana Mesir mengakui kemerdekaan Indonesia.

Pengakuan dari negara lain, merupakan syarat penting berdirinya sebuah negara. Dan untuk itu, bangsa ini pantas berterima kasih kepada tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin. Sebab, merekalah yang melobi agar pemerintahnya mendukung kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Ikhwanul Muslimin yang saat itu jaringannya telah tersebar, juga menggalang dukungan negara-negara Arab lainnya untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Dan setelah Mesir, negara-negara Timur Tengah lain pun mendukung kemerdekaan Indonesia.

Para pemimpin Mesir dan negara-negara Arab saat itu, bahkan membentuk Panitia Pembela Indonesia. Mereka mendorong pembahasan soal isu Indonesia di berbagai lembaga internasional, seperti Perserikatan Bangsa-bangsa dan Liga Arab.

Dalam buku Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, Zein Hassan menulis bahwa pengakuan kemerdekaan itu, pada akhirnya membuat posisi Indonesia setara dengan negara-negara lainnya –termasuk Belanda− dalam perjuangan diplomasi internasional. Proklamator; Bung Hatta; pun menyatakan “Kemerdekaan diplomasi Indonesia dimulai dari Kairo. Karena, dengan pengakuan Mesir dan negara-negara Arab lainnya terhadap Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh, segala jalan tertutup bagi Belanda untuk surut kembali atau memungkiri janji, sebagai selalu dilakukannya di masa-masa yang lampau.”

‘Diplomasi’ menurut Encyclopedia Britanica berarti pembinaan urusan-urusan luar negeri atau pelaksanaan politik luar negeri. Sedangkan dalam kamus Perancis mengartikan ‘revolution’ dengan ‘changement brusque et violent dans la structure economique, sociale ou politik d’un etat’ yang berarti perubahan cepat dan keras pada bentuk ekonomi, sosial atau politik dari suatu negara.

M. Zein Hassan menuliskan, bahwa tujuan diplomasi revolusi ini merupakan sikap, langkah, tindakan, dan hubungan-hubungan serta usaha-usaha di luar negeri selama revolusi fisik di Indonesia, tanpa terikat oleh basa-basi diplomasi konvensional.