Diskursus Tafsir AI-Qur'an Modern

Gambar Produk 1
Promo
Rp 10.000 Rp 5.000
Judul: Diskursus Tafsir AI-Qur'an Modern
Penulis: J.J.G. Jansen
Penerbit: Tiara Wacana, 1997
Isi: 210 Halaman (3 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan

Buku ini merupakan karya yang mencoba memotret perkembangan tafsir modern Mesir. Spesifikasi Mesir sebagai fokus pemetaan Jansen dalam kajiannya terhadap perkembangan penafsiran bukanlah kebetulan semata.

Muhammad Nur Kholis S. menjelaskan dalam pengantar buku Diskursus Tafsir Al-Qur'an Modern yang merupakan versi terjemah bahasa Indonesia dari buku Jansen, setidaknya terdapat tiga alasan yang melatarbelakangi fokus penelitian Jansen di Mesir.

Pertama, modernisasi pemikiran Islam tidak bisa dipisahkan dari pemikiran Abduh dengan melakukan renovasi besar-besaran terhadap kajian Al Qur'an.

Kedua, banyaknya koleksi tafsir Mesir yang saat itu belum tersentuh peneliti barat, (perlu diketahui bahwa pendahulu dari kajian Jansen ini salah satunya adalah Baljon yang menulis review nya ketika penafsiran Bint Syati' belum terbit sehingga belum termasuk dalam peta kajiannya).

Ketiga, faktor internal Jansen sebagai seorang sarjana spesialis Budaya Sastra Timur Tengah, khususnya wilayah Mesir dan sekitarnya. Hal ini memungkinkan Jansen memiliki kredibilitas yang mencukupi untuk melakukan pemetaan karya-karya tafsir Modern Mesir. (Kholis S, 1997, xii)

Secara garis besar, Jansen melakukan pemetaan rigid terhadap penafsiran-penafsiran di Mesir, yang nantinya tipologi penafsiran versi Jansen mengambarkan era Mesir Modern semenjak lahirnya pembaharuan Abduh, epistemologi penafsiran Ilmiah, penafsiran filologik dan sastra, serta penafsiran-penafsiran dalam berbagai karya yang berkaitan dengan dimensi praktis al Qur'an.

Secara holistic, kajian Jansen dalam memetakan tafsir modern di Mesir, menyuguhkan aspek orsinilitas dan kebaruan dari masing-masing corak penafsiran modern beserta pro-kontra keabsahannya. Kajian Jansen ini dapat menggambarkan batas awal dimulainya periode modern khususnya dalam penafsiran yang muncul di Mesir pada abad 20 yang kemudian menempati posisi amat penting dalam wacana intelektual Islam, khususnya semenjak gagasan-gagasan pembaruan Abduh mulai memiliki pengaruh dalam banyak belahan dunia Islam.