Filsafat Sejarah (G.W.F. Hegel)
Judul: Filsafat Sejarah
Penulis: G.W.F. Hegel
Penerbit: Panta Rhei Books, 2014
Isi: 198 Halaman (6 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan (teks tidak bisa dicopy)
Dalam buku Filsafat Sejarah, Hegel menjelaskan bahwa semua perubahan bersifat historis. Selain itu Hegel juga mengatakan pendapatnya tentang tiga dunia. Pada prinsipnya tiga dunia adalah sudut pandang Hegel tentang dunia yang ia sebut Dunia Timur, Dunia Yunani-Romawi dan Dunia Jerman.
Pandangan tentang dunia ini menjadi upaya Hegel untuk menghubungkan kesenjangan pembatasan spesifikasi waktu dan letak geografis. Tentu hal tersebut untuk menjelaskan bahwa dunia tidak terpaku pada spesifikasi geografis dan waktu. Sehingga mudah bagi masyarakat modern kini untuk melihat dunia-dunia itu sebagai sebuah keterkaitan formal antara yang satu dengan yang lainnya.
Dengan buku ini, Hegel menjelaskan bahwa proses penyejarahan dan pencerahan adalah bagian dari proses sejarah untuk memberikan kontruksi berfikir tentang sistem masyarakat.
Cita-cita Hegel agar masyarakat saling menghargai, menjunjung tinggi kedaulatan, harkat martabat dan kemerdekaan. Dengan begitu masyarakat akan hidup sebagai manusia seutuhnya dengan berkesadaran tinggi dan rasional.
Secara umum Hegel berpandangan bahwa sejarah terus bergerak secara progresif melalui kebebasan Roh. Ia memberikan ilustrasi yakni sejarah dunia tampak seperti suatu drama teater di mana Roh adalah aktor utama pengeraknya.
Oleh karena itu, sejarah tidak bersifat siklis, namun memiliki arah yang terus-menerus menyempurnakan diri. Kebebasan Roh akan terus nampak melalui sifat dialektisnya. Ada tiga fase dalam sifat dialektis ini yakni yakni tesis, antitesis, dan sintesis.
Proses Roh yang ada-dalam-dirinya (tesis) mulai mengeksternalisasi-diri (antitesis), lalu seluruh kenyataan historis ini diangkat ke tataran yang lebih tinggi/aufgehoben (sintesis).
Kendati cenderung abstrak, sesungguhnya pemikiran Hegel memiliki kesan optimisme dalam melihat perubahan zaman. Hegel berfikir bahwa ia telah menemukan pola yang baku baik bagi umat manusia maupun bagi akal, di dalam konflik tesis dan antitesis yang ia sebut sebagai dialektika.
Salah satu kontribusi terbesar Hegel yang disumbangkan pada komunitas intelektual dunia sebagaimana diakui murid sekaligus pengkritiknya Karl Marx adalah cara dia memahami kondisi alamiah kesejarahan umat manusia.
Penulis: G.W.F. Hegel
Penerbit: Panta Rhei Books, 2014
Isi: 198 Halaman (6 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan (teks tidak bisa dicopy)
Dalam buku Filsafat Sejarah, Hegel menjelaskan bahwa semua perubahan bersifat historis. Selain itu Hegel juga mengatakan pendapatnya tentang tiga dunia. Pada prinsipnya tiga dunia adalah sudut pandang Hegel tentang dunia yang ia sebut Dunia Timur, Dunia Yunani-Romawi dan Dunia Jerman.
Pandangan tentang dunia ini menjadi upaya Hegel untuk menghubungkan kesenjangan pembatasan spesifikasi waktu dan letak geografis. Tentu hal tersebut untuk menjelaskan bahwa dunia tidak terpaku pada spesifikasi geografis dan waktu. Sehingga mudah bagi masyarakat modern kini untuk melihat dunia-dunia itu sebagai sebuah keterkaitan formal antara yang satu dengan yang lainnya.
Dengan buku ini, Hegel menjelaskan bahwa proses penyejarahan dan pencerahan adalah bagian dari proses sejarah untuk memberikan kontruksi berfikir tentang sistem masyarakat.
Cita-cita Hegel agar masyarakat saling menghargai, menjunjung tinggi kedaulatan, harkat martabat dan kemerdekaan. Dengan begitu masyarakat akan hidup sebagai manusia seutuhnya dengan berkesadaran tinggi dan rasional.
Secara umum Hegel berpandangan bahwa sejarah terus bergerak secara progresif melalui kebebasan Roh. Ia memberikan ilustrasi yakni sejarah dunia tampak seperti suatu drama teater di mana Roh adalah aktor utama pengeraknya.
Oleh karena itu, sejarah tidak bersifat siklis, namun memiliki arah yang terus-menerus menyempurnakan diri. Kebebasan Roh akan terus nampak melalui sifat dialektisnya. Ada tiga fase dalam sifat dialektis ini yakni yakni tesis, antitesis, dan sintesis.
Proses Roh yang ada-dalam-dirinya (tesis) mulai mengeksternalisasi-diri (antitesis), lalu seluruh kenyataan historis ini diangkat ke tataran yang lebih tinggi/aufgehoben (sintesis).
Kendati cenderung abstrak, sesungguhnya pemikiran Hegel memiliki kesan optimisme dalam melihat perubahan zaman. Hegel berfikir bahwa ia telah menemukan pola yang baku baik bagi umat manusia maupun bagi akal, di dalam konflik tesis dan antitesis yang ia sebut sebagai dialektika.
Salah satu kontribusi terbesar Hegel yang disumbangkan pada komunitas intelektual dunia sebagaimana diakui murid sekaligus pengkritiknya Karl Marx adalah cara dia memahami kondisi alamiah kesejarahan umat manusia.