Royan Revolusi (Ramadhan K.H.)
Judul: Royan Revolusi
Penulis: Ramadhan K.H.
Penerbit: Gunung Agung, 1986
Isi: 335 Halaman (4 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan (teks tidak bisa dicopy)
Revolusi memang membawa akibat, membawa penyakit. Masyarakat dihinggapi oleh penyakit (royan) manipulasi, korupsi dan sebagainya. Tetapi tidak semua insan revolusi berprilaku demikian. Diantaranya Idrus, tokoh utama dam roman ini. Ia dikelilingi bahkan dirayu untuk berbuat hal-hal yang bertentangan dengan hati nuraninya.
Ia tidak tahan. Setelah mengembara beberapa waktu di luar negeri, ia kembali ke desa, sebuah tempat yang dianggapnya sesuai dengan panggilan hatinya. Namun di desa pun telah bercokol makhluk-mahkluk serakah yang akan memperalat rakyat untuk mencari kekayaan dan tujuan politik yang menghalalkan semua cara. Karena sudah terlanjur berada di desa, mau tidak mau Idrus terpaksa berhadapan dengan mereka-mereka itu.
Idrus, mahasiswa pertanian dan bercita-cita menjadi pengarang. Pernah ikut berjuang dan pernah tertembak. Berkali-kali berhadapan dengan masalah korupsi, egoisme, ambisi palsu, dan sebagainya yang dilihatnya sebagai suatu kejahatan terhadap revolusi Indonesia. Revolusi itu berakibat amat buruk bagi rakyat, yaitu berupa krisis akhlak, seperti korupsi dan pergaulan bebas.
Idrus meninggalkan pacarnya, Juwita yang memilih pergaulan bebas. Untuk memajukan usahanya, ia tergoda menyuap agar penerbitnya mendapat pesanan. Ia mengembara ke Eropa, bertemu teman senegara yang melakukan hal yang sama. Pulang ke Indonesia ia menjadi wartawan, bertekat membongkar korupsi yang juga melibatkan teman-temannya. Ia harus mengundurkan diri. Ia bersembunyi ke desa, tapi di desa pun bercokol mereka yang serakah yang memperalat rakyat untuk tujuan ekonomi dan politik.
Penulis: Ramadhan K.H.
Penerbit: Gunung Agung, 1986
Isi: 335 Halaman (4 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan (teks tidak bisa dicopy)
Revolusi memang membawa akibat, membawa penyakit. Masyarakat dihinggapi oleh penyakit (royan) manipulasi, korupsi dan sebagainya. Tetapi tidak semua insan revolusi berprilaku demikian. Diantaranya Idrus, tokoh utama dam roman ini. Ia dikelilingi bahkan dirayu untuk berbuat hal-hal yang bertentangan dengan hati nuraninya.
Ia tidak tahan. Setelah mengembara beberapa waktu di luar negeri, ia kembali ke desa, sebuah tempat yang dianggapnya sesuai dengan panggilan hatinya. Namun di desa pun telah bercokol makhluk-mahkluk serakah yang akan memperalat rakyat untuk mencari kekayaan dan tujuan politik yang menghalalkan semua cara. Karena sudah terlanjur berada di desa, mau tidak mau Idrus terpaksa berhadapan dengan mereka-mereka itu.
Idrus, mahasiswa pertanian dan bercita-cita menjadi pengarang. Pernah ikut berjuang dan pernah tertembak. Berkali-kali berhadapan dengan masalah korupsi, egoisme, ambisi palsu, dan sebagainya yang dilihatnya sebagai suatu kejahatan terhadap revolusi Indonesia. Revolusi itu berakibat amat buruk bagi rakyat, yaitu berupa krisis akhlak, seperti korupsi dan pergaulan bebas.
Idrus meninggalkan pacarnya, Juwita yang memilih pergaulan bebas. Untuk memajukan usahanya, ia tergoda menyuap agar penerbitnya mendapat pesanan. Ia mengembara ke Eropa, bertemu teman senegara yang melakukan hal yang sama. Pulang ke Indonesia ia menjadi wartawan, bertekat membongkar korupsi yang juga melibatkan teman-temannya. Ia harus mengundurkan diri. Ia bersembunyi ke desa, tapi di desa pun bercokol mereka yang serakah yang memperalat rakyat untuk tujuan ekonomi dan politik.