Surau: Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modernisasi
Promo
Judul: Surau: Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modernisasi
Penulis: Azyumardi Azra
Penerbit: Logos, 2003
Isi: 184 Halaman (8 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan
Buku ini semula merupakan tesis MA penulis berjudul: ."The Rise and Decline of the Minangkabau Surau: A Traditional Islamic Educational Institution in West Sumatra during
the Dutch Colomal Period" pada Department of Middle Eastern Languages and Cultures, Columbia University, New York, 1988. Meski sudah cukup lama ditulis, kandungan pembahasannya
masih tetap relevan karena kajian ini.merupakan studi sejarah.
Pada saat yang sarna, surau sebagai lembaga pendidikan Islam Minangkabau tetap menjadi bagian integral dad "collective memory" orang Minang secara keseluruhan. Karena itu,
wacana tentang surau tetap hadir dalam masyarakat Minang, baik di ranah Minang maupun di rantau. Pembicaraan tentang surau semakin menghangat ketika program otonomisasi mulai
diterapkan setelah jatuhnya Presiden Soeharto dari kekuasaannya pada 1998. Surau dalam konteks otonomisasi dipercayai masyarakat Minang dapat membangkitkan "batang tarandam",
yakni melahirkan ulama-ulama besar, seperti pernah dihasilkan surau di masa silam.
Dalam konteks terakhir ini, penulis diundang dalam berbagai kesempatan untuk menyampaikan makalah dan pemikiran tentang surau, khususnya dalam konteks otonomisasi dan membangkitkan "batang tarandam". Karena itu, viabilitas surau di tengah ekspansi pesantren di Sumatera Barat dalam dasawarsa terakhir juga dibahas. Makalah-makalah dan pemikiran terakhir penulis tentang surau juga telah diintegrasikan ke dalam buku ini.
Penulis: Azyumardi Azra
Penerbit: Logos, 2003
Isi: 184 Halaman (8 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan
Buku ini semula merupakan tesis MA penulis berjudul: ."The Rise and Decline of the Minangkabau Surau: A Traditional Islamic Educational Institution in West Sumatra during
the Dutch Colomal Period" pada Department of Middle Eastern Languages and Cultures, Columbia University, New York, 1988. Meski sudah cukup lama ditulis, kandungan pembahasannya
masih tetap relevan karena kajian ini.merupakan studi sejarah.
Pada saat yang sarna, surau sebagai lembaga pendidikan Islam Minangkabau tetap menjadi bagian integral dad "collective memory" orang Minang secara keseluruhan. Karena itu,
wacana tentang surau tetap hadir dalam masyarakat Minang, baik di ranah Minang maupun di rantau. Pembicaraan tentang surau semakin menghangat ketika program otonomisasi mulai
diterapkan setelah jatuhnya Presiden Soeharto dari kekuasaannya pada 1998. Surau dalam konteks otonomisasi dipercayai masyarakat Minang dapat membangkitkan "batang tarandam",
yakni melahirkan ulama-ulama besar, seperti pernah dihasilkan surau di masa silam.
Dalam konteks terakhir ini, penulis diundang dalam berbagai kesempatan untuk menyampaikan makalah dan pemikiran tentang surau, khususnya dalam konteks otonomisasi dan membangkitkan "batang tarandam". Karena itu, viabilitas surau di tengah ekspansi pesantren di Sumatera Barat dalam dasawarsa terakhir juga dibahas. Makalah-makalah dan pemikiran terakhir penulis tentang surau juga telah diintegrasikan ke dalam buku ini.