Belanja Sampai Mati: Ancaman Komersialisasi Remaja Masa Kini
Promo
Judul: Belanja Sampai Mati: Ancaman Komersialisasi Remaja Masa Kini
Penulis: Alissa Quart
Penerbit: Resist Book, 2003
Isi: 245 Halaman (4 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan
Tiap tahun miliaran dolar digelontorkan korporasi untuk mempengaruhi pola konsumsi. Dengan lihai mereka memengaruhi pikiran, selera dan menciptakan citra-citra yang berkaitan dengan gaya hidup, serta memanipulasi kebutuhan. Akibatnya, remaja tidak hanya menjadi konsumen setia, bahkan menjadi ‘agen pemasar’ yang tak perlu dibayar bagi produk-produk mereka. Buku ini menggambarkan jaringan yang rumit tentang bagaimana budaya pop, media, korporasi dan konsumerisme mempengaruhi gaya hidup kaum muda.
Buku ini menunjukkan gerakan-gerakan perlawanan yang muncul di mana-mana. Biasa disebut sebagai gerakan anti-merek antau anti-korporasi mereka tidak hanya memfokuskan pada hal-hal yang sederhana seperti sub-budaya rock punk, namun juga menyasar yang lebih besar seperti korporasi. Di negeri ini, di mana-mana gejala-gejala konsumerisme terlihat secara mencolok dengan berdirinya mal-mal, maraknya waralaba-waralaba, menjamurnya kafe-kafe, dan simbol-simbol budaya konsumen lainnya.
Penulis: Alissa Quart
Penerbit: Resist Book, 2003
Isi: 245 Halaman (4 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan
Tiap tahun miliaran dolar digelontorkan korporasi untuk mempengaruhi pola konsumsi. Dengan lihai mereka memengaruhi pikiran, selera dan menciptakan citra-citra yang berkaitan dengan gaya hidup, serta memanipulasi kebutuhan. Akibatnya, remaja tidak hanya menjadi konsumen setia, bahkan menjadi ‘agen pemasar’ yang tak perlu dibayar bagi produk-produk mereka. Buku ini menggambarkan jaringan yang rumit tentang bagaimana budaya pop, media, korporasi dan konsumerisme mempengaruhi gaya hidup kaum muda.
Buku ini menunjukkan gerakan-gerakan perlawanan yang muncul di mana-mana. Biasa disebut sebagai gerakan anti-merek antau anti-korporasi mereka tidak hanya memfokuskan pada hal-hal yang sederhana seperti sub-budaya rock punk, namun juga menyasar yang lebih besar seperti korporasi. Di negeri ini, di mana-mana gejala-gejala konsumerisme terlihat secara mencolok dengan berdirinya mal-mal, maraknya waralaba-waralaba, menjamurnya kafe-kafe, dan simbol-simbol budaya konsumen lainnya.