Fantasizing the Feminine in Indonesia
Promo
Terlaris
Judul: Fantasizing the Feminine in Indonesia
Penulis: Laurie J. Sears
Penerbit: Duke University Press, 1996
Isi: 366 Halaman (24 MB)
Bahasa: Inggris
Format: Ebook PDF
Kisah-kisah perempuan Indonesia sudah sering diceritakan oleh laki-laki Indonesia maupun laki-laki dan perempuan Belanda. Buku ini mempertanyakan bagaimana representasi tersebut —yang direproduksi, diubah, dan diedarkan dalam sejarah, etnografi, dan sastra— telah membatasi perilaku feminin di Indonesia pada masa kolonial dan pascakolonial. Menyajikan dialog antara cendekiawan terkemuka dan perempuan Indonesia yang bekerja di bidang profesional, aktivis, agama, dan sastra, buku ini menghilangkan gagasan esensialis tentang “perempuan” dan “Indonesia” yang muncul dari ketegangan kerajaan.
Para kontributor mengkaji bagaimana perempuan dan laki-laki Indonesia terjerat dalam jaringan kekuasaan dan kemudian menelusuri kisah-kisah mereka yang, terkadang menghadapi risiko politik yang besar, menantang kekuasaan tersebut. Dalam penjajaran suara dan cerita ini, kita melihat bagaimana fantasi patriarki pribumi tentang perilaku feminin menyatu dengan gagasan kolonial Belanda tentang istri dan ibu yang baik, sehingga menghasilkan pendekatan pemerintah Indonesia saat ini dalam mengendalikan citra dan tindakan perempuan. Menghadapi tantangan teoretis dalam membangun analisis feminis lintas budaya yang sesungguhnya, Fantasizing the Feminine membawa kita ke dalam percakapan berkelanjutan yang mengungkap kontradiksi posisi pascakolonial dan kerapuhan identitas postmodern.
Kontributor: Benedict R. O’G. Anderson, Sita Aripurnami, Jane Monnig Atkinson, Nancy K. Florida, Daniel S. Lev, Dédé Oetomo, Laurie J. Sears, Ann Laura Stoler, Saraswati Sunindyo, Julia I. Suryakusuma, Jean Gelman Taylor, Sylvia Tiwon, Anna Lowenhaupt Tsing, Diane L. Wolf
Penulis: Laurie J. Sears
Penerbit: Duke University Press, 1996
Isi: 366 Halaman (24 MB)
Bahasa: Inggris
Format: Ebook PDF
Kisah-kisah perempuan Indonesia sudah sering diceritakan oleh laki-laki Indonesia maupun laki-laki dan perempuan Belanda. Buku ini mempertanyakan bagaimana representasi tersebut —yang direproduksi, diubah, dan diedarkan dalam sejarah, etnografi, dan sastra— telah membatasi perilaku feminin di Indonesia pada masa kolonial dan pascakolonial. Menyajikan dialog antara cendekiawan terkemuka dan perempuan Indonesia yang bekerja di bidang profesional, aktivis, agama, dan sastra, buku ini menghilangkan gagasan esensialis tentang “perempuan” dan “Indonesia” yang muncul dari ketegangan kerajaan.
Para kontributor mengkaji bagaimana perempuan dan laki-laki Indonesia terjerat dalam jaringan kekuasaan dan kemudian menelusuri kisah-kisah mereka yang, terkadang menghadapi risiko politik yang besar, menantang kekuasaan tersebut. Dalam penjajaran suara dan cerita ini, kita melihat bagaimana fantasi patriarki pribumi tentang perilaku feminin menyatu dengan gagasan kolonial Belanda tentang istri dan ibu yang baik, sehingga menghasilkan pendekatan pemerintah Indonesia saat ini dalam mengendalikan citra dan tindakan perempuan. Menghadapi tantangan teoretis dalam membangun analisis feminis lintas budaya yang sesungguhnya, Fantasizing the Feminine membawa kita ke dalam percakapan berkelanjutan yang mengungkap kontradiksi posisi pascakolonial dan kerapuhan identitas postmodern.
Kontributor: Benedict R. O’G. Anderson, Sita Aripurnami, Jane Monnig Atkinson, Nancy K. Florida, Daniel S. Lev, Dédé Oetomo, Laurie J. Sears, Ann Laura Stoler, Saraswati Sunindyo, Julia I. Suryakusuma, Jean Gelman Taylor, Sylvia Tiwon, Anna Lowenhaupt Tsing, Diane L. Wolf