A Simple Path: Jalan Sederhana Ibu Teresa Calcutta

Gambar Produk 1
Promo
Terlaris
Rp 10.000 Rp 5.000
Judul: A Simple Path: Jalan Sederhana Ibu Teresa Calcutta
Penulis: Lucinda Vardey
Penerbit: Gramedia, 1996
Tebal: 177 halaman (2 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF

A Simple Path, karya Lucinda Vardey, adalah sebuah buku menarik. Vardey berkisah tentang petunjuk sederhana ala Bunda Teresa dalam melayani orang termiskin di antara para miskin di jalan-jalan Kolkata, India.

Bunda Teresa —yang tampak tak banyak bicara, namun efektif— sudah membantu 123 negara yang dilanda penderitaan melalui jalan sederhana. Vardey bersama para sukarelawan, serta para anggota Misionaris Cinta Kasih, menuturkan jalan sederhana itu di dalam lima bab yang berupa buah sinambung. Buah yang menjadi satu kesatuan yang utuh, yakni: Buah keheningan adalah Doa, Buah Doa adalah Iman, Buah Iman adalah Cinta, Buah Cinta adalah Pelayanan, Buah Pelayanan adalah Damai.

Kepopuleran Bunda Teresa hampir sepanjang masa selalu menyita perhatian kita. Banyak yang mengagumi peranannya dalam melayani sesama yang kurang beruntung. Ada pula yang bertanya adakah petunjuk khusus yang dilakukannya sehingga mau melayani orang termiskin dari antara para miskin? Pertanyaan senada juga dilontarkan Lucinda dalam misi untuk menulis buku itu. Lalu, Bunda Teresa dengan segala kerendahan hatinya mencoba mengomentarinya dengan mengatakan mengapa orang mesti memerlukan suatu petunjuk untuk jalan yang begitu sederhana? Manusia hanya butuh berdoa dan mulai lebih mencintai sesama dengan ketulusan. Hanya itu saja.

"Buah Iman adalah Cinta", salah satu bab yang diulas di dalam buku tersebut, memberikan sebuah pesan yang sangat bermakna bagi saya. Lucinda mengungkapkan bahwa di dunia barat saat ini, penyakit terbesar bukanlah TBC, bukan pula lepra, melainkan tidak dibutuhkan orang lain, tidak dicintai, dan tidak dipedulikan.

Penyakit fisik masih bisa disembuhkan. Tetapi keputuasaan dan kehilangan harapan; hanya cinta yang dapat menyembuhkannya. Ada banyak yang sekarat demi secuil cinta dari seseorang. Yang lebih tragis lagi, kemiskinan manusia modern tidak hanya kemiskinan kesepian, tetapi juga kemiskinan rohani.

Bunda Teresa menekankan bahwa hanya ketika cinta dalam hati dilepaskan, kita dapat memperhatikan orang lain dengan sukacita yang sejati, kasih kepada sesama, dan penuh damai.

Melepaskan artinya memberi secara total apa yang paling berharga didalam diri kita, yakni cinta itu sendiri. Mereka yang mengalami kemiskinan dalam hidupnya membutuhkan rasa cinta tanpa syarat. Cinta yang penuh keimanan. Itulah jalan sederhana yang ditempuh Bunda Teresa. Cara praktisnya adalah mulai mencintai orang terdekat kita.

Akhirnya Bunda Teresa menyimpulkan: ”Setiap orang mempunyai sesuatu yang baik dalam diri mereka, ada yang menyembunyikannya, ada yang menolaknya, tetapi kebaikan itu sungguh ada di sana.”

Bagaimana dengan kita?