Black Box Thinking: Why Most People Never Learn from Their Mistakes But Some Do
Judul: Black Box Thinking: Why Most People Never Learn from Their Mistakes But Some Do
Penulis: Matthew Syed
Penerbit: Portfolio, 2015
6Isi: 325 Halaman (2 MB)
Bahasa: Inggris
Format: Ebook EPUB
Kita semua harus menanggung kegagalan dari waktu ke waktu, entah itu kinerja yang buruk saat wawancara kerja, gagal ujian, atau kalah dalam pertandingan basket. Namun, bagi orang-orang yang bekerja di industri yang sangat mengutamakan keselamatan, melakukan kesalahan dapat berakibat fatal. Pertimbangkan fakta mengejutkan bahwa kesalahan medis yang dapat dicegah merupakan pembunuh terbesar ketiga di Amerika Serikat, yang menyebabkan lebih dari 400.000 kematian setiap tahun. Lebih banyak orang meninggal akibat kesalahan yang dibuat oleh dokter dan rumah sakit daripada akibat kecelakaan lalu lintas. Dan sebagian besar kesalahan tersebut tidak pernah dipublikasikan, karena penyelesaian malapraktik dengan klausul kerahasiaan.
Untuk pendekatan yang sangat berbeda terhadap kegagalan, lihatlah penerbangan. Setiap pesawat penumpang di dunia dilengkapi dengan kotak hitam yang hampir tidak bisa dihancurkan. Setiap kali terjadi kecelakaan, baik besar maupun kecil, kotak tersebut dibuka, data dianalisis, dan para ahli mencari tahu apa yang salah. Kemudian fakta-fakta dipublikasikan dan prosedur diubah, sehingga kesalahan yang sama tidak akan terjadi lagi. Dengan menerapkan metode ini dalam beberapa dekade terakhir, industri ini telah menciptakan catatan keselamatan yang sangat baik.
Hanya sedikit dari kita yang mempertaruhkan nyawa dalam pekerjaan sehari-hari seperti yang dilakukan dokter bedah dan pilot, tetapi kita semua memiliki minat yang kuat untuk menghindari kesalahan yang dapat diprediksi dan dicegah. Jadi mengapa kita tidak menggunakan pendekatan penerbangan terhadap kegagalan daripada pendekatan perawatan kesehatan? Seperti yang ditunjukkan Matthew Syed dalam buku yang membuka mata ini, jawabannya berakar pada psikologi manusia dan budaya organisasi.
Syed berpendapat bahwa penentu keberhasilan yang paling penting di bidang apa pun adalah pengakuan atas kegagalan dan kemauan untuk menghadapinya. Namun, sebagian besar dari kita terjebak dalam hubungan dengan kegagalan yang menghambat kemajuan, menghentikan inovasi, dan merusak karier dan kehidupan pribadi kita. Kita jarang mengakui atau belajar dari kegagalan—meskipun kita sering mengklaim sebaliknya. Kita pikir kita memiliki pandangan ke belakang yang jelas, tetapi visi kita biasanya kabur.
Syed menggunakan berbagai sumber—mulai dari antropologi dan psikologi hingga sejarah dan teori kompleksitas—untuk mengeksplorasi pola kesalahan manusia yang halus namun dapat diprediksi dan respons defensif kita terhadap kesalahan. Ia juga berbagi kisah menarik tentang individu dan organisasi yang telah berhasil menerapkan pendekatan kotak hitam untuk perbaikan, seperti David Beckham, tim Mercedes F1, dan Dropbox.
Penulis: Matthew Syed
Penerbit: Portfolio, 2015
6Isi: 325 Halaman (2 MB)
Bahasa: Inggris
Format: Ebook EPUB
Kita semua harus menanggung kegagalan dari waktu ke waktu, entah itu kinerja yang buruk saat wawancara kerja, gagal ujian, atau kalah dalam pertandingan basket. Namun, bagi orang-orang yang bekerja di industri yang sangat mengutamakan keselamatan, melakukan kesalahan dapat berakibat fatal. Pertimbangkan fakta mengejutkan bahwa kesalahan medis yang dapat dicegah merupakan pembunuh terbesar ketiga di Amerika Serikat, yang menyebabkan lebih dari 400.000 kematian setiap tahun. Lebih banyak orang meninggal akibat kesalahan yang dibuat oleh dokter dan rumah sakit daripada akibat kecelakaan lalu lintas. Dan sebagian besar kesalahan tersebut tidak pernah dipublikasikan, karena penyelesaian malapraktik dengan klausul kerahasiaan.
Untuk pendekatan yang sangat berbeda terhadap kegagalan, lihatlah penerbangan. Setiap pesawat penumpang di dunia dilengkapi dengan kotak hitam yang hampir tidak bisa dihancurkan. Setiap kali terjadi kecelakaan, baik besar maupun kecil, kotak tersebut dibuka, data dianalisis, dan para ahli mencari tahu apa yang salah. Kemudian fakta-fakta dipublikasikan dan prosedur diubah, sehingga kesalahan yang sama tidak akan terjadi lagi. Dengan menerapkan metode ini dalam beberapa dekade terakhir, industri ini telah menciptakan catatan keselamatan yang sangat baik.
Hanya sedikit dari kita yang mempertaruhkan nyawa dalam pekerjaan sehari-hari seperti yang dilakukan dokter bedah dan pilot, tetapi kita semua memiliki minat yang kuat untuk menghindari kesalahan yang dapat diprediksi dan dicegah. Jadi mengapa kita tidak menggunakan pendekatan penerbangan terhadap kegagalan daripada pendekatan perawatan kesehatan? Seperti yang ditunjukkan Matthew Syed dalam buku yang membuka mata ini, jawabannya berakar pada psikologi manusia dan budaya organisasi.
Syed berpendapat bahwa penentu keberhasilan yang paling penting di bidang apa pun adalah pengakuan atas kegagalan dan kemauan untuk menghadapinya. Namun, sebagian besar dari kita terjebak dalam hubungan dengan kegagalan yang menghambat kemajuan, menghentikan inovasi, dan merusak karier dan kehidupan pribadi kita. Kita jarang mengakui atau belajar dari kegagalan—meskipun kita sering mengklaim sebaliknya. Kita pikir kita memiliki pandangan ke belakang yang jelas, tetapi visi kita biasanya kabur.
Syed menggunakan berbagai sumber—mulai dari antropologi dan psikologi hingga sejarah dan teori kompleksitas—untuk mengeksplorasi pola kesalahan manusia yang halus namun dapat diprediksi dan respons defensif kita terhadap kesalahan. Ia juga berbagi kisah menarik tentang individu dan organisasi yang telah berhasil menerapkan pendekatan kotak hitam untuk perbaikan, seperti David Beckham, tim Mercedes F1, dan Dropbox.