The Art of Stillness: Adventures in Going Nowhere
Promo
Terlaris
Judul: The Art of Stillness: Adventures in Going Nowhere
Penulis: Pico Iyer
Penerbit: Simon & Schuster, 2014
Bahasa: Inggris
Ukuran: 2 MB (97 Halaman)
Format: Ebook EPUB
Mengapa seorang penjelajah seumur hidup seperti Pico Iyer, yang telah berkelana dari Pulau Paskah ke Etiopia, Kuba ke Kathmandu, berpikir bahwa duduk diam di sebuah ruangan mungkin merupakan petualangan terbaik? Karena di dunia kita yang semakin cepat, hidup kita penuh sesak, kacau, dan bising. Kebutuhan untuk memperlambat, mengabaikan, dan memberi diri kita izin untuk diam belum pernah sebesar ini.
Dalam The Art of Stillness—rilis TED Books—Iyer menyelidiki kehidupan orang-orang yang telah menjalani hidup mencari ketenangan: dari Matthieu Ricard, seorang Prancis dengan gelar PhD dalam biologi molekuler yang meninggalkan karier ilmiah yang menjanjikan untuk menjadi biksu Tibet, hingga penyanyi-penulis lagu yang dihormati, Leonard Cohen, yang menukar kenikmatan indra dengan beberapa tahun menjalani kehidupan meditasi yang nyaris hening sebagai biksu Zen. Iyer juga memanfaatkan pengalamannya sendiri sebagai penulis perjalanan untuk mengeksplorasi mengapa kemajuan teknologi membuat kita lebih cenderung mundur. Ia merenungkan bahwa mungkin inilah alasan mengapa banyak orang—bahkan mereka yang tidak memiliki komitmen agama—tampaknya beralih ke yoga, meditasi, atau mencari retret hening. Ini bukanlah tren Zaman Baru, melainkan cara untuk menemukan kembali kebijaksanaan dari zaman sebelumnya. Tren yang berkembang seperti menjalankan "Sabat Internet"—mematikan koneksi daring dari Jumat malam hingga Senin pagi—menyoroti betapa banyak dari kita semakin putus asa untuk melepaskan diri dari internet dan membawa ketenangan ke dalam hidup kita.
The Art of Stillness melukiskan gambaran mengapa begitu banyak orang—dari Marcel Proust hingga Mahatma Gandhi hingga Emily Dickinson—menemukan kekayaan dalam keheningan. Pada akhirnya, Iyer menunjukkan bahwa, di era pergerakan dan keterhubungan yang konstan ini, mungkin tinggal di satu tempat adalah prospek yang lebih menarik, dan kebutuhan yang lebih besar daripada sebelumnya.
Pada tahun 2013, Pico Iyer memberikan TED Talk yang luar biasa. Buku yang liris dan inspiratif ini mengembangkan sebuah ide baru, menawarkan jalan ke depan bagi semua orang yang merasa terpengaruh oleh laju hiruk pikuk dunia modern kita.
Penulis: Pico Iyer
Penerbit: Simon & Schuster, 2014
Bahasa: Inggris
Ukuran: 2 MB (97 Halaman)
Format: Ebook EPUB
Mengapa seorang penjelajah seumur hidup seperti Pico Iyer, yang telah berkelana dari Pulau Paskah ke Etiopia, Kuba ke Kathmandu, berpikir bahwa duduk diam di sebuah ruangan mungkin merupakan petualangan terbaik? Karena di dunia kita yang semakin cepat, hidup kita penuh sesak, kacau, dan bising. Kebutuhan untuk memperlambat, mengabaikan, dan memberi diri kita izin untuk diam belum pernah sebesar ini.
Dalam The Art of Stillness—rilis TED Books—Iyer menyelidiki kehidupan orang-orang yang telah menjalani hidup mencari ketenangan: dari Matthieu Ricard, seorang Prancis dengan gelar PhD dalam biologi molekuler yang meninggalkan karier ilmiah yang menjanjikan untuk menjadi biksu Tibet, hingga penyanyi-penulis lagu yang dihormati, Leonard Cohen, yang menukar kenikmatan indra dengan beberapa tahun menjalani kehidupan meditasi yang nyaris hening sebagai biksu Zen. Iyer juga memanfaatkan pengalamannya sendiri sebagai penulis perjalanan untuk mengeksplorasi mengapa kemajuan teknologi membuat kita lebih cenderung mundur. Ia merenungkan bahwa mungkin inilah alasan mengapa banyak orang—bahkan mereka yang tidak memiliki komitmen agama—tampaknya beralih ke yoga, meditasi, atau mencari retret hening. Ini bukanlah tren Zaman Baru, melainkan cara untuk menemukan kembali kebijaksanaan dari zaman sebelumnya. Tren yang berkembang seperti menjalankan "Sabat Internet"—mematikan koneksi daring dari Jumat malam hingga Senin pagi—menyoroti betapa banyak dari kita semakin putus asa untuk melepaskan diri dari internet dan membawa ketenangan ke dalam hidup kita.
The Art of Stillness melukiskan gambaran mengapa begitu banyak orang—dari Marcel Proust hingga Mahatma Gandhi hingga Emily Dickinson—menemukan kekayaan dalam keheningan. Pada akhirnya, Iyer menunjukkan bahwa, di era pergerakan dan keterhubungan yang konstan ini, mungkin tinggal di satu tempat adalah prospek yang lebih menarik, dan kebutuhan yang lebih besar daripada sebelumnya.
Pada tahun 2013, Pico Iyer memberikan TED Talk yang luar biasa. Buku yang liris dan inspiratif ini mengembangkan sebuah ide baru, menawarkan jalan ke depan bagi semua orang yang merasa terpengaruh oleh laju hiruk pikuk dunia modern kita.