Cynical Theories: How Activist Scholarship Made Everything about Race, Gender, and Identity ―and Why This Harms Everybody
Judul: Cynical Theories: How Activist Scholarship Made Everything about Race, Gender, and Identity ―and Why This Harms Everybody
Penulis: Helen Pluckrose & James Lindsay
Penerbit: Pitchstone Publishing, 2022
Bahasa: Inggris
Ukuran: 2 MB (352 Halaman)
Format: Ebook EPUB
Pernahkah Anda mendengar bahwa bahasa adalah kekerasan dan sains itu seksis? Pernahkah Anda membaca bahwa orang-orang tertentu tidak boleh berlatih yoga atau memasak makanan Cina? Atau pernah diberitahu bahwa obesitas itu sehat, bahwa tidak ada jenis kelamin biologis, atau bahwa hanya orang kulit putih yang bisa rasis? Apakah Anda bingung dengan gagasan-gagasan ini, dan apakah Anda bertanya-tanya bagaimana mereka bisa begitu cepat menantang logika masyarakat Barat?
Dalam buku yang mendalam dan berani ini, Helen Pluckrose dan James Lindsay mendokumentasikan evolusi dogma yang mendasari gagasan-gagasan ini, dari asal-usulnya yang kasar dalam postmodernisme Prancis hingga penyempurnaannya dalam bidang akademik aktivis. Saat ini, dogma ini dapat dikenali baik dari dampaknya, seperti budaya pembatalan dan tumpukan sampah media sosial, maupun dari prinsip-prinsipnya, yang terlalu sering dianut sebagai aksioma di media arus utama: pengetahuan adalah konstruksi sosial; sains dan akal budi adalah alat penindasan; semua interaksi manusia adalah arena permainan kekuasaan yang menindas; dan bahasa itu berbahaya. Sebagaimana diperingatkan oleh Pluckrose dan Lindsay, penyebaran keyakinan anti-Pencerahan yang tak terkendali ini menghadirkan ancaman tidak hanya bagi demokrasi liberal, tetapi juga bagi modernitas itu sendiri.
Sekalipun mengakui perlunya menantang rasa puas diri mereka yang menganggap masyarakat yang adil telah sepenuhnya tercapai, Pluckrose dan Lindsay menguraikan bagaimana kajian aktivis yang seringkali radikal ini jauh lebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaat, terutama bagi komunitas-komunitas terpinggirkan yang diklaimnya diperjuangkan. Mereka juga merinci etikanya yang sangat tidak konsisten dan tidak liberal. Hanya melalui pemahaman yang tepat tentang evolusi gagasan-gagasan ini, mereka menyimpulkan, mereka yang menghargai sains, akal budi, dan etika liberal yang konsisten dapat berhasil menantang ortodoksi yang berbahaya dan otoriter ini—di dunia akademis, dalam budaya, dan di luarnya.
Penulis: Helen Pluckrose & James Lindsay
Penerbit: Pitchstone Publishing, 2022
Bahasa: Inggris
Ukuran: 2 MB (352 Halaman)
Format: Ebook EPUB
Pernahkah Anda mendengar bahwa bahasa adalah kekerasan dan sains itu seksis? Pernahkah Anda membaca bahwa orang-orang tertentu tidak boleh berlatih yoga atau memasak makanan Cina? Atau pernah diberitahu bahwa obesitas itu sehat, bahwa tidak ada jenis kelamin biologis, atau bahwa hanya orang kulit putih yang bisa rasis? Apakah Anda bingung dengan gagasan-gagasan ini, dan apakah Anda bertanya-tanya bagaimana mereka bisa begitu cepat menantang logika masyarakat Barat?
Dalam buku yang mendalam dan berani ini, Helen Pluckrose dan James Lindsay mendokumentasikan evolusi dogma yang mendasari gagasan-gagasan ini, dari asal-usulnya yang kasar dalam postmodernisme Prancis hingga penyempurnaannya dalam bidang akademik aktivis. Saat ini, dogma ini dapat dikenali baik dari dampaknya, seperti budaya pembatalan dan tumpukan sampah media sosial, maupun dari prinsip-prinsipnya, yang terlalu sering dianut sebagai aksioma di media arus utama: pengetahuan adalah konstruksi sosial; sains dan akal budi adalah alat penindasan; semua interaksi manusia adalah arena permainan kekuasaan yang menindas; dan bahasa itu berbahaya. Sebagaimana diperingatkan oleh Pluckrose dan Lindsay, penyebaran keyakinan anti-Pencerahan yang tak terkendali ini menghadirkan ancaman tidak hanya bagi demokrasi liberal, tetapi juga bagi modernitas itu sendiri.
Sekalipun mengakui perlunya menantang rasa puas diri mereka yang menganggap masyarakat yang adil telah sepenuhnya tercapai, Pluckrose dan Lindsay menguraikan bagaimana kajian aktivis yang seringkali radikal ini jauh lebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaat, terutama bagi komunitas-komunitas terpinggirkan yang diklaimnya diperjuangkan. Mereka juga merinci etikanya yang sangat tidak konsisten dan tidak liberal. Hanya melalui pemahaman yang tepat tentang evolusi gagasan-gagasan ini, mereka menyimpulkan, mereka yang menghargai sains, akal budi, dan etika liberal yang konsisten dapat berhasil menantang ortodoksi yang berbahaya dan otoriter ini—di dunia akademis, dalam budaya, dan di luarnya.