Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name
Judul: Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name
Penulis: David A. Aaker
Penerbit: Free Press, 2009
Bahasa: Inggris
Ukuran: 2 MB (331 Halaman)
Format: Ebook EPUB
Aset terpenting dari setiap bisnis bersifat tidak berwujud: nama perusahaan, merek, simbol, dan slogan, serta asosiasi yang mendasarinya, kualitas yang dirasakan, kesadaran akan nama, basis pelanggan, dan sumber daya kepemilikan seperti paten, merek dagang, dan hubungan dengan saluran distribusi. Aset-aset ini, yang membentuk ekuitas merek, merupakan sumber utama keunggulan kompetitif dan pendapatan masa depan, menurut David Aaker, seorang pakar merek nasional. Namun, penelitian menunjukkan bahwa para manajer tidak dapat mengidentifikasi dengan yakin asosiasi merek mereka, tingkat kesadaran konsumen, atau tingkat loyalitas pelanggan. Terlebih lagi, dalam dekade terakhir, para manajer yang sangat menginginkan hasil keuangan jangka pendek seringkali tanpa disadari merusak merek mereka melalui promosi harga dan perluasan merek yang tidak bijaksana, yang menyebabkan penurunan nilai merek yang tidak dapat dipulihkan. Meskipun beberapa perusahaan, seperti Canada Dry dan Colgate-Palmolive, baru-baru ini membentuk posisi manajemen ekuitas untuk menjaga nilai merek, Aaker menyimpulkan bahwa terlalu sedikit manajer yang benar-benar memahami konsep ekuitas merek dan bagaimana penerapannya.
Dalam kajian yang menarik dan mendalam tentang fenomena ekuitas merek, Aaker menyajikan struktur hubungan yang jelas dan terdefinisi dengan baik antara merek dan simbol serta slogannya, serta kelima aset yang mendasarinya, yang akan menjelaskan kepada para manajer bagaimana ekuitas merek benar-benar berkontribusi terhadap nilai. Penulis membuka setiap bab dengan analisis historis tentang keberhasilan atau kegagalan upaya perusahaan tertentu dalam membangun ekuitas merek: kisah sabun Ivory yang memukau; transformasi Datsun menjadi Nissan; kemunduran bir Schlitz; pembuatan Ford Taurus; dan lain-lain. Akhirnya, dengan mengutip contoh dari banyak perusahaan lain, Aaker menunjukkan cara menghindari godaan untuk mengutamakan kinerja jangka pendek di atas kesehatan merek dan, sebagai gantinya, mengelola merek secara strategis dengan menciptakan, mengembangkan, dan memanfaatkan kelima aset tersebut secara bergantian.
Penulis: David A. Aaker
Penerbit: Free Press, 2009
Bahasa: Inggris
Ukuran: 2 MB (331 Halaman)
Format: Ebook EPUB
Aset terpenting dari setiap bisnis bersifat tidak berwujud: nama perusahaan, merek, simbol, dan slogan, serta asosiasi yang mendasarinya, kualitas yang dirasakan, kesadaran akan nama, basis pelanggan, dan sumber daya kepemilikan seperti paten, merek dagang, dan hubungan dengan saluran distribusi. Aset-aset ini, yang membentuk ekuitas merek, merupakan sumber utama keunggulan kompetitif dan pendapatan masa depan, menurut David Aaker, seorang pakar merek nasional. Namun, penelitian menunjukkan bahwa para manajer tidak dapat mengidentifikasi dengan yakin asosiasi merek mereka, tingkat kesadaran konsumen, atau tingkat loyalitas pelanggan. Terlebih lagi, dalam dekade terakhir, para manajer yang sangat menginginkan hasil keuangan jangka pendek seringkali tanpa disadari merusak merek mereka melalui promosi harga dan perluasan merek yang tidak bijaksana, yang menyebabkan penurunan nilai merek yang tidak dapat dipulihkan. Meskipun beberapa perusahaan, seperti Canada Dry dan Colgate-Palmolive, baru-baru ini membentuk posisi manajemen ekuitas untuk menjaga nilai merek, Aaker menyimpulkan bahwa terlalu sedikit manajer yang benar-benar memahami konsep ekuitas merek dan bagaimana penerapannya.
Dalam kajian yang menarik dan mendalam tentang fenomena ekuitas merek, Aaker menyajikan struktur hubungan yang jelas dan terdefinisi dengan baik antara merek dan simbol serta slogannya, serta kelima aset yang mendasarinya, yang akan menjelaskan kepada para manajer bagaimana ekuitas merek benar-benar berkontribusi terhadap nilai. Penulis membuka setiap bab dengan analisis historis tentang keberhasilan atau kegagalan upaya perusahaan tertentu dalam membangun ekuitas merek: kisah sabun Ivory yang memukau; transformasi Datsun menjadi Nissan; kemunduran bir Schlitz; pembuatan Ford Taurus; dan lain-lain. Akhirnya, dengan mengutip contoh dari banyak perusahaan lain, Aaker menunjukkan cara menghindari godaan untuk mengutamakan kinerja jangka pendek di atas kesehatan merek dan, sebagai gantinya, mengelola merek secara strategis dengan menciptakan, mengembangkan, dan memanfaatkan kelima aset tersebut secara bergantian.